Yang pertama Yaitu dengan berdo’a. Dalilnya ialah hadits diatas.
Yang kedua Yaitu Bersedekah. Rasulullah SAW pernah bersabda : “Silaturrahmi dapat memperpanjang umur dan sedekah dapat merubah taqdir yang mubram” (HR. Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, Imam Ahmad).
Yang ketiga yaitu Bertasbih. Ada hadits yang diriwayatkan dari Sa’ad Ibnu Abi Waqosh, Rasulullah bersabda :
“Maukah kalian Aku beritahu sesuatu do’a, yang jika kalian
memanfa’atkan itu ketika ditimpa kesedihan atau bencana, maka Allah akan
menghilangkan kesedihan itu? Para sahabat menjawab : “Ya, wahai
Rasululullah, Rasul bersabda “Yaitu do’a “Dzun-Nun : “LA ILAHA ILLA ANTA SUBHANAKA INNI KUNTU MINADH-DHOLIMIN” (Tidak ada Tuhan selain Engkau, maha suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk diantara orang-orang yang dholim”). (H.R. Imam Ahmad, At-Turmudzi dan Al-Hakim).
Yang keempat yaitu Bershalawat
ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ubay Ibnu Ka’ab, bahwa ada
seorang laki-laki telah mendedikasikan semua pahala sholawatnya untuk
Rasulullah SAW, maka Rasul berkata kepada orang tersebut : “Jika begitu lenyaplah kesedihanmu, dan dosamu akan diampuni” (H.R Imam Ahmad At-Tabroni)
“Tidak ada yang mengubah takdir kecuali do’a”
Dalam sebuah hadits Nabi shollallahu
’alaih wa sallam menjelaskan bahwa taqdir yang Allah ta’aala telah
tentukan bisa berubah. Dan faktor yang dapat mengubah takdir ialah doa
seseorang.
Bersabda Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam : “Tidak ada yang dapat menolak
taqdir (ketentuan) Allah ta’aala selain do’a. Dan Tidak ada yang dapat
menambah (memperpanjang) umur seseorang selain (perbuatan) baik.” (HR Tirmidzi 2065)
Subhanallah…! Betapa luar biasa
kedudukan do’a dalam ajaran Islam. Dengan do’a seseorang bisa berharap
bahwa taqdir yang Allah ta’aala tentukan atas dirinya berubah. Hal ini
merupakan sebuah berita gembira bagi siapapun yang selama ini merasa
hidupnya hanya diwarnai penderitaan dari waktu ke waktu. Ia akan menjadi
orang yang optimis. Sebab keadaan hidupnya yang selama ini dirasakan
hanya berisi kesengsaraan dapat berakhir dan berubah. Asal ia tidak
berputus asa dari rahmat Allah ta’aala dan ia mau bersungguh-sungguh
meminta dengan do’a yang tulus kepada Allah ta’aala Yang Maha Berkuasa.
“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku
yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu
berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah ta’aala mengampuni
dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah
kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat
ditolong (lagi).” (QS Az-Zumar 53-54)
Demikianlah, hanya orang yang tetap
berharap kepada Allah ta’aala saja yang dapat bertahan menjalani
kehidupan di dunia betapapun pahitnya taqdir yang ia jalani. Ia akan
senantiasa menanamkan dalam dirinya bahwa jika ia memohon kepada Allah
ta’aala dalam keadaan apapun, maka derita dan kesulitan yang ia hadapi
sangat mungkin berakhir dan bahkan berubah.
Sebaliknya, orang yang tidak pernah
kenal Allah ta’aala dengan sendirinya akan meninggalkan kebiasaan
berdo’a dan memohon kepada Allah ta’aala. Ia akan terjatuh pada salah
satu dari dua bentuk ekstrimitas. Pertama, ia akan mudah berputus asa.
Atau kedua, ia akan lari kepada fihak lain untuk menjadi sandarannya
demi merubah keadaan. Padahal begitu ia bersandar kepada sesuatu selain
Allah ta’aala –termasuk bersandar kepada dirinya sendiri- maka pada saat
itu pulalah Allah ta’aala akan mengabaikan orang itu dan membiarkannya
berjalan mengikuti situasi dan kondisi yang tersedia. Sedangkan orang
tersebut dinilai sebagai seorang yang mempersekutukan Allah ta’aala
dengan yang lain. Berarti orang tersebut telah jatuh ke dalam kategori
seorang musyrik…!
“Dan Tuhanmu berfirman, “Berdo`alah
kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang
yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam
dalam keadaan hina dina.”
(QS Al-Mu’min 60)
Dan yang tidak kalah pentingnya bahwa
seorang muslim tidak boleh pernah berhenti meminta kepadaNya, karena
sikap demikian merupakan suatu kesombongan yang akan menjebloskannya ke
dalam siksa Allah ta’aala yang pedih. Maka Rasulullah shollallahu ’alaih
wa sallam bersabda:
“Barangsiapa tidak berdo’a kepada Allah ta’aala, maka Allah ta’aala murka kepadaNya.” (HR Ahmad 9342)
Saudaraku, janganlah berputus asa dari
rahmat Allah ta’aala. Bila Anda merasa taqdir yang Allah ta’aala
tentukan bagi hidup Anda tidak memuaskan, maka tengadahkanlah kedua
tangan dan berdo’alah kepada Allah ta’aala. Allah ta’aala Maha Mendengar
dan Maha Berkuasa untuk mengubah taqdir Anda. Barangkali di antara do’a
yang baik untuk diajukan sebagai bentuk harapan agar Allah ta’aala
mengubah taqdir ialah sebagai berikut :
“Ya Allah, perbaikilah agamaku
untukku yang mana ia merupakan penjaga perkaraku. Perbaikilah duniaku
yang di dalamnya terdapat kehidupanku. Perbaikilah akhiratku untukku
yang di dalamnya terdapat tempat kembaliku. Jadikanlah hidupku sebagai
tambahan untukku dalam setiap kebaikan, serta jadikanlah matiku sebagai
istirahat untukku dari segala keburukan.” (HR Muslim 4897)
0 comments:
Post a Comment